El sector forestal en Indonesia está de enhorabuena, ya que a partir de ahora todos los productos de madera y derivados que hayan sido reconocidos por el Programa de Certificación de Cooperación Forestal de Indonesia (IFCC) recibirán automáticamente la acreditación PEFC, el mayor sistema de certificación forestal sostenible del mundo, que ya cuenta con un Consejo de Administración Nacional en Indonesia.
El respaldo del PEFC al IFCC comenzó en octubre. Además, el reconocimiento del Sistema de Verificación de la Legalidad de la Madera de Indonesia (SVLK) por parte de la Unión Europea y Australia, envía una señal inequívoca de que Indonesia es capaz y está dispuesta a gestionar sus bosques de forma transparente y sostenible.
Sertifikasi Kehutanan International PEFC Diluncurkan Di Indonesia
December 16, 2014 Jay Fajar
Setelah pemerintah melalui Kementerian Kehutanan mengeluarkan peraturan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) untuk produk kayu dari hutan, Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) meluncurkan Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari yang mendapatkan dukungan dari sistem sertifikasi internasional untuk kehutanan yang terbesar dan terpercaya di dunia yaitu Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Chairman IFCC, Dradjad Wibowo mengatakan IFCC yang didirikan pada 2011, telah mendapatkan dukungan skema sertifkasi dari PEFC. Dukungan PEFC ini berlaku selama lima tahun mulai hingga 1 Oktober 2019 dan dapat diperpanjang. PEFC merupakan organisasi global yang berpusat di Jenewa dan telah memberikan sertifikasi lebih dari 264 juta hektar hutan dan 15.804 perusahaan.
Hamparan sawah masyarakat yang berdampingan dengan kawasan hutan di Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar. Foto : Riko Coubut
PEFC endorses Indonesian Forestry Certification Cooperation initiative
Tony Corbin December 15, 2014
A new initiative that will increase Indonesia’s ability to export sustainable forestry products has been marked at an event in Jakarta.
All products recognised by the Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) will receive automatic accreditation from the Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Endorsement from PEFC, the world’s largest sustainable forestry certification system, began in October and follows recognition by the European Union and Australia of Indonesia’s Timber Legality Assurance System (SVLK), sending a strong signal that Indonesia is able and willing to manage its forests in a sustainable and transparent manner.
Secretary General of PEFC International, Ben Gunneberg, speaking at the event (11 December) said: “This endorsement signifies a turning point for Indonesia, a country still struggling to combat high deforestation rates. Forest certification represents an important mechanism to verify and promote sustainable forest management, thus safeguarding the environmental, social, and economic benefits that forests provide.
IFCC: Pasar menuntut produk kehutanan yang lestari
Oleh Mona Tobing - Minggu, 14 Desember 2014 | 16:30 WIB
JAKARTA. Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang ternyata tidak cukup membuktikan bahwa produk kehutanan Indonesia legal. Agar produk kehutanan Indonesia dapat diterima pasar internasional, sertifikat Foresty Certificatiion Coorporation (IFCC) juga harus dimiliki.
Chairman Indonesiaan Forestery Certification Coorporation (IFCC) Dradjad H. Wibowo mengatakan, pasar dunia saat ini menuntut agar produk kehutanan bersumber dari hutan yang dikelola lestari. Itu sebabnya, perusahaan kayu Indonesia didorong untuk memiliki IFCC demi menjaga pangsa pasar.
IFCC adalah lembaga penyusun standar untuk skema sertifikasi hutan di Indonesia. IFCC menggunakan skema Programme for The Endorsement of Forest Certification) yang telah terstandard internasional. Standard sertifikasi kehutanan yang dikembangkan IFCC tidak terbatas pada sertifikasi hutan tapi juga hasil hutan. Termasuk hasil industry pengolahannya dan rantai kustodi.
Chairman IFCC Luncurkan Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari
Jumat, 12 Desember 2014 15:09 WIB
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Ekspor produk kehutanan senilai lebih dari 10 miliar dolar AS bakal terganggu jika tidak mampu menunjukan bukti bersumber dari hutan yang dikelola lestari.
Chairman Indonesian Forestry Certification Coorporation (IFCC) Dradjad H Wibowo menyatakan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk yang bersumber dari hutan yang dikelola lestari tidak bisa dibantah lagi. Produk kehutanan Indonesia yang saat ini punya nilai ekspor lebih dari 10 miliar dolar pun harus memenuhi tuntutan tersebut jika mau terus bersaing di pasar global.
Untuk itu diperlukan bukti yang bisa meyakinkan konsumen. "Konsumen mendapat kemudahan mendapat produk tersebut dengan melihat logo sertifikat pengelolaan hutan lestari," kata dia saat peluncuran skema sertifikasi pengelolaan hutan lestari dan lacak balak (CoC) IFCC di Jakarta, Kamis (11/12/2014).