Produk Kertas Bersertifikasi Mulai Dipasarkan ke Dunia

Juni 24

9 June 2015

Mitrainvestor.co.id – Produsen produk kertas yakni Asia Pulp & Paper (APP) mulai memasarkan lebih banyak jenis produk kertas bersertifikat Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) di pasar global. Perusahaan ini usai menerima penghargaan dari sertifikasi Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) untuk lebih dari 300 ribu hektare (ha) konsesi pemasok kayu APP.

"Dengan mendukung pengembangan standar IFCC serta proses persetujuannya oleh PEFC dan kerja keras dari pemasok kami untuk memenuhi standar internasional IFCC, kami telah mencapai tujuan ini,” ujar Aida Greenbury, Managing Director Sustainability APP.

Sebanyak 306.400 ha konsesi yang telah tersertifikasi IFCC-PEFC ini dioperasikan dua pemasok APP di Provinsi Riau, yakni PT Arara Abadi dan PT Satria Perkasa Agung. Selain itu, seluas lebih dari 1 juta ha area konsesi sedang menjalani tahap akhir sertifikasi IFCC-PEFC, dengan target perampungan proses sertifikasi dalam waktu dekat. Dikatakan ini berarti APP semakin mendekati pencapaian target Roadmap Keberlanjutan Visi 2020.

Dalam roadmap tersebut, target APP menjadikan 100 persen pemasok kayunya mendapatkan sertifikasi pengelolaan hutan lestari pada 2020. Pencapaian sertifikasi yang diumumkan pada hari ini dan proses yang sedang berjalan merupakan percepatan dari target tersebut secara signifikan.

PEFC Label a Boost for Indonesian Paper Companies

09 Jun 2015

Two major pulp and paper companies in Indonesia - Asia Pacific Resources International (APRIL Group) and Asia Pulp & Paper (APP) - have received sustainable forest management certification from Program for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), the world’s leading forest certification system.

The certification ensures international consumers that the wood-related products they buy are sourced from plantations that have been independently verified as sustainably managed in accordance to PEFC’s sustainability benchmarks.

“After much diligent work on the ground, we are delighted to be the first Indonesia forestry company to be awarded our PEFC certification. It reflects that we have made strong progress in sustainable management of our plantations,” Tony Wenas, managing director of APRIL Group's Indonesian operations, said.

“PEFC adds extra trust and assurance for our customers around the world that we are delivering sustainably produced forestry products. It is a positive step for the reputation of Indonesian forestry globally and the demands of new markets and new customers for APRIL Group,” Wenas said.

APRIL Group now has 45 per cent of its long-term wood supply PEFC-certified. The company's manufacturing operations are already PEFC chain-of-custody certified.

Dua Perusahaan Kertas di Indonesia Mendapat Sertifikat PEFC

Selasa, 09 Juni 2015, 06:00 WIB

ik7

Industri pulp dan kertas (ilustasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan kertas dan bubur kertas Asia Pacific Resource International Limited (APRIL) serta Asia Pulp & Paper Group (APP) mendapat sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari PEFC/IFCC. Penyerahan skema pengesahan sertifikasi hutan ini baru pertama kali di Indonesia.

SertifikatProgramme for the Endorsement of Forest Certification(PEFC) atauIndonesian Forestry Certification Cooperation(IFCC) akan diberikan kepada lima perusahaan dari Grup APRIL dan dua dari APP. Terdapat hutan sekitar 306 ribu hektar dari APP, lalu 304 ribu hektar dari APP.

Maka lebih dari 600 ribu hektar area hutan tanaman industri Indonesia mendapat sertifikasi. "Dengan terbitnya sertifikat pengelolaan hutan lestar IFCC ini, pengelolaan hutan lestari di Indonesia khususnya, dapat tercapai dan permintaan pasar internasional atas produk hasil hutan yang mensyaratkan pengelolaan hutan lestari juga dapat terpenuhi sehingga hasil hutan meningkat dan lapangan kerja makin terbuka," jelas Ketua IFCC Drajad H Wibowo, kepada wartawan, di Jakarta, Senin, (8/6).

CEO PEFC: Komitmen APRIL Kelola Hutan Secara Bertanggung Jawab Harus Jadi Contoh bagi Perusahaan Lainnya

Selasa, 09 Juni 2015 07:36 WIB

Penulis: Hasan Basril

ik4

Managing Director RAPP Tony Wenas (kedua dari kanan) didampingi President of APRIL Praveen Singhavy menerima sertifikat Pengelolaan Hutan Berkelanjutan yang pertama di Indonesia dari CEO/Secretary General of PEFC Ben Gunneberg disaksikan Chairman IFCC Dradjad H Wibowo (kedua dari kanan) dan Dewi Suryati K - Direktur AJA Indonesia, Lembaga Assesor yang berpusat di Italia.

JAKARTA, GORIAU.COM- APRIL Group berhasil meraih sertifikat PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification/pengelolaan hutan berkelanjutan). Sertifikat tersebut diserahkan CEO dan Sekretaris Jenderal PEFC Ben Gunneberg kepada Managing Director APRIL Indonesia Tony Wenas, di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Dalam sambutannya, Ben Gunneberg memuji APRIL yang telah melakukan pengelolaan hutan berkelanjutan dan bertanggung jawab, sehingga menjadi perusahaan pertama di Indonesia menerima sertifikat PEFC. Ben berharap komitmen APRIL menjadi contoh bagi perusahaan lainnya di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara.

Hutan tak Disertifikasi, Nilai Ekspor Rp 65 Triliun Terancam Hilang

8 Juni, 2015 - 17:31

Juni 9

AMALIYA/PRLM

KETUA Umum Indonesia Forestry Certification Cooperation (IFCC), Dradjad H. Wibowo, saat jumpa pers penyerahan sertifikat PEFC/‎IFCC di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2015).

JAKARTA, (PRLM).-‎Indonesia terancam kehilangan nilai ekspor sampai Rp 65 triliun per tahun karena tidak tersertifikasinya hutan sebagai syarat ekspor yang ditetapkan sejumlah negara. Angka ekspor yang dipastikan hilang yakni Rp 15 triliun - 20 triliun per tahun.

"Pengelolaan hutan Indonesia dinilai dunia jauh dari kaidah-kaidah kelestarian. Indonesia semakin mendapat tekanan global karena dianggap gagal mengatasi pembalakan liar dan perdagangan hasil hutan ilegal," ujar Ketua Umum Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC), Dradjad H. Wibowo, dalam penyerahan sertifikat PEFC/IFCC di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2015).

Ko‎ndisi tersebut berimbas kepada pelaku usaha di bidang kehutanan dan industri pengolahan hasil hutan. Mereka kesulitan menjual produknya ke pasar dunia kecuali bisa membuktikan produknya berasal dari hutan yang dikelola melalui sustainable forest management (SFM/pengelolaan hutan lestari).

Ekspor bubur kertas dan kertas (pulp and papers) misalnya, nilai ekspornya pada 2013 yakni 4,28 miliar dolar Amerika. Pada 2014 nilai ekspornya naik menjadi lebih dari 5 miliar dolar Amerika.