Kamis, 11 Desember 2014 13:54
Presiden Direktur PT RAPP Kusnan Rahmin menyambut baik penerapan sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari dan Sistem Lacak Balak (CoC) oleh IFCC bagi industri dalam negeri.
Riauterkini-JAKARTA- Skema dan Standar Serifikasi Pengelolaan Hutan Lestari atau Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) yang pada 1 Oktober 2014 kemarin, secara resmi telah mendapatkan endorsement dari sistem sertifikasi terdepan dan terpercaya di dunia, yakni Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Endorsement ini berlaku selama 5 tahun hingga 1 Oktober 2019 dan dapat diperpanjang. PEFC merupakan organisasi global yang berbasis di Geneva dan telah memberikan sertifikasi lebih dari 264 juta hektar dan 15.804 perusahaan (CoC).
Dalam sambutannya, Chairmen IFCC Dradjad H Wibowo mengatakan, beberapa pihak tidak jarang mempertentangkan kelestarian hutan dengan pembangunan ekonomi. Sertifikasi berdasarkan standar IFCC ini, yang sudah diendorsed oleh PEFC, bisa menjadi alat efektif untuk mendorong pengelolaan hutan lestari dan sekaligus menjaga ekspor, lapangan kerja dan pembangunan ekonomi.
"Sertifikasi pengelolaan hutan lestari PEFC atau IFCC merupakan alat pasar yang bersifat sukarela atau voluntary, sehingga tidak ada pertentangan apapun dengan SVLK yang diwajibkan oleh Pemerintah," kata Dradjad H Winowo dalam sambutannya, Kamis (11/12/14) di Hotel Bidakara, Jakarta.
Dikatakan Dradjad, banyak perusahaan dan komsumen dunia yang mengakui sertifikasi dan logo PEFC sebagai bukti bahwa mereka hanya membeli produk-produk kayu, pulp, kertas dan turunannya yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari.
"Jadi, produk-produk yang mendapat sertifikasi dan logo PEFC, karena lulus standar IFCC bisa terus dipasarkan kepada perusahaan dan komsumen dunia. Untuk itulah kami mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama menjaga agar sertifikasi IFCC ini selalu dijalankan dengan kredibel," pintanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin mengatakan, bahwa pihaknya menyambut baik penerapan sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari dan Sistem Lacak Balak (CoC) oleh IFCC bagi industri dalam negeri. Kusnan menginginkan, dengan sertifikasi tersebut dapat memperkuat posisi tawar dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk Indonesia di mata dunia.
"Kami optimis produk-produk Indonesia akan semakin kompetitif dan diakui sebagai produk ramah lingkungan baik di dalam negeri maupun di dunia intenasional," katanya.
Ke depan, Kusnan berharap agar sertifikasi IFCC dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, yaitu membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara berbagai pemangku kepentingan dalam rangka menyeimbangkan fungsi kelestarian lingkungan, kesejahteraan bagi masyarakat, dan manfaat ekonomi bagi perusahaan dan pendapatan negara.
"Selama ini, potensi bertumbuhan industri di Indonesia belum optimal, dengan adanya sertifikasi IFCC ini diharapkan dapat memperluas pasar produk Indonesia di negara tujuan ekspor," harap Kusnan.
Sementara itu CEO FEFC Intenasional, Ben Gunneberg menyambut baik adanya IFCC tersebut. Berharap IFCC merupakan dukungan dan menjadi titik balik bagi Indonesia sebagai negara yang di pandang masih berjuang menanggulangi laju deforestasi.
Ditambahkanya, sertifikasi hutan merupakan mekanisme penting untuk memverifikasi sekaligus mempromosikan pengelolaan hutan lestari yang mempertimbangkan kemamfaatan lingkungan, sosial dan ekonomi kehutanan.
"Kami mendorong perusahaan dan komsumen secara bersama untuk memilih produk yang tersertifikasi PEFC sebagai bentuk dukungan kepada pemilik hutan di Indonesia yang telah mengelola hutan mereka secara lestari," katanya.
Dalam seminar tersebut hadir sebagai pembicara, di antaranya; Dirut PT RAPP, Kusnan Rahmin, Ben Gunneberg CEO PEFC Intenasional, Edi Purwanto Dirut NGO, Aida dari APP, Didik Suharjito, Liana Bratasida Direktur Eksekutif APKI, dan Lisman Sumardjani Direktur Eksekutif ASMINDO.***(jor)
Source: www.riauterkini.com