Kamis, 11 Des 2014
JAKARTA (Pos Sore) – Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari IFCC resmi mendapatkan endorsement dari sistem sertifikasi terdepan dan terpercaya di dunia yaitu PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification).
Endorsement yang berlaku selama 5 tahun hingga 1 Oktober 2019 ini dapat di perpanjang. Diungkap IFCC Chairman Dradjad H Wibowo, sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari PEFC/IFCC ini adalah alat pasar yang bersifat voluntary sehingga tidak ada pertentangan apapun dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang diwajibkan oleh pemerintah.
“Ini sejarah baru buat kita karena sertifikasi pengelolaan hutan lestari yang diendorse PEFC ini yang pertama di terima dan diakui seluruh dunia. Berbeda dengan sertifikasi yang sudah ada sebelumnya. Meski demikian sertifikasi PEFC ini juga tak bertentangan dengan yang sudah ada itu,” ujar Dradjad saat Peluncuran dan Seminar Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari dan Lacak Balak (CoC) IFCC, Kamis (11/12).
“Ini sejarah baru buat kita karena sertifikasi pengelolaan hutan lestari yang diendorse PEFC ini yang pertama di terima dan diakui seluruh dunia.”
Menurut dia, selama ini orang sering mempertentangkan antara kelestarian hutan dengan pembangunan ekonomi.
Sertifikasi standar IFCC yang di endorse PEFC, lanjut dia, menjadi alat efektif mendorong pengelolaan hutan lestari dan secara bersamaan sekaligus menjaga ekspor produk hasil hutan dan olahannya.
Sertifikasi PEFC/IFCC ini muncul karena permintaan perusahaan ritel dan perusahaan multinasional dunia yang ingin menunjukkan pada konsumennya bahwa mereka hanya membeli produk produk yang dihasilkan dari hutan yang dikelola dengan baik antara lain kertas, furniture dan lain lain.
“Jadi nantinya produk yang mendapat sertifikat IFCC akan diberi logo PEFC sehingga dapat dijual di perusahaan berskala internasional seperti Wallmart. Kami mengajak seluruh stakeholder untuk secara bersama menjaga dan mengawasi agar sertifikasi IFCC ini tetap kredibel,” papar Dradjad.
“Kami mengajak seluruh stakeholder untuk secara bersama menjaga dan mengawasi agar sertifikasi IFCC ini tetap kredibel.”
Sementara itu CEO PEFC International Ben Gunneberg mengatakan dukungan ini menjadi titik balik bagi Indonesia, sebagai negara yang dipandang masih berjuang menanggulangi laju deforestasi.
Ia menilai sertifikasi hutan merupakan mekanisme penting untuk memverifikasi sekaligus mempromosikan pengelolaan hutan lestari yang mempertimbangkan kemanfaatan lingkungan, sosial dan ekonomi hutan.
“Kami mendorong perusahaan dan konsumen secara bersama untuk memilih produk yang tersertifikasi PEFC sebagai bentuk dukungan kepada pemilik hutan di Indonesia yang telah mengelola hutan mereka secara lestari,” kata Ben.
PEFC sendiri merupakan organisasi global yang berbasis di Geneva dan telah memberikan sertifikasi lebih dari 264 juta hektar hutan dan 15.804 perusahaan (CoC).
Dan Sertifikasi pengelolaan hutan lestari IFCC disusun berdasarkan tujuan jangka panjang yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan perlindungan pada lingkungan hutan dan masyarakat sekitar secara seimbang.
Libatkan Multistakeholder
Guna mencapai tujuan ini, penyusunan standar IFCC dilakukan secara terbuka dan melibatkan multistakeholder yang mencakup 9 elemen utama berdasarkan agenda 21 Konferensi PBB (UNCED) 1992 yaitu kalangan usaha dan industri, anak- anak dan remaja, pemilik hutan, masyarakat adat dan lokal, pemerintahan nasional/regional dan lokal, NGO’s, Komunitas ilmiah dan teknologi, perempuan, pekerja dan serikat pekerja.
Endorsement dari PEFC menegaskan bahwa skema yang disusun ini telah memenuhi keselarasan yang diakui secara internasional sebagai sustainability benchmark.
Pemilik hutan dan perusahaan kini dapat membuktikan bahwa dengan sertifikasi ini mereka telah melakukan dan menunjukkan komitmen atas praktek pengelolaan hutan lestari secara baik, kata Ben.
“Sebagai pemimpin industri, kami berniat untuk melampaui standar sertifikasi yang ada sebagai upaya kami untuk meyakinkan pasar bahwa produk kami bisa selestari mungkin.”
Kalangan industri Indonesia juga menyambut baik endorsement PEFC, Aida Greenbury Managing Director Sustainability and Stakeholder Engagement APP pada saat Launching mengatakan sertifikasi seperti PEFC berfungsi sebagai tolak ukur yang dapat dipercaya oleh pembeli.
“Sebagai pemimpin industri, kami berniat untuk melampaui standar sertifikasi yang ada sebagai upaya kami untuk meyakinkan pasar bahwa produk kami bisa selestari mungkin. Itulah mengapa kami memiliki komitmen tanpa deforestasi dan akan terus berkerja bersama para pemangku kepentingan lain yang beroperasi di lanskap Indonesia untuk memastikan hutan kita memiliki masa depan yang lestari,” jelas Aida.(fent)
Source: possore.com