Two Indonesian Photographers Went to the Top 12 of PEFC International Photo Contest!

In the 4 th year joining the PEFC Photo Contest with holding a national level photo contest, IFCC managed to collect more than 1500 photos capturing the beauty of Indonesian forest. Every year, the winners of IFCC Photo Contest are competed again in the PEFC International Photo Contest. Indonesian photographers have delivered tremendous achievement since 2017 in the PEFC Photo Contest. Starting 2017, one of IFCC Photo Contest winners was chosen as the top 12 of the PEFC International Photo Contest. In 2018 and 2019, not only one but two of IFCC Photo Contest winners were selected as the top 12 of PEFC International Photo Contests.

This year, Indonesia has repeated the success story. And yes, two out of five IFCC Photo Contest 2020 winners are successfully secured two spots for the next round that chosen by the international jury as the top 12 best photo of PEFC International Photo Contest 2020. Those photos are the masterpieces of Ismail Abd Muttalib with the title The Beauty of Walakiri Beach and Chairil with the title Morning Activity. These are the wonderful photos that selected by PEFC!

1_resize.jpg

4_resize.jpg

Ismail Abd Muthalib is the 1 st winner while Chairil is the 4 th winner of IFCC Photo Contest 2020. Both of them shared their thought about how forest inspires them to take their winning photo.

Ismail Abd Muthalib:
“For me, a good photo has to give some magical sensation and giving imagination beyond our senses. My photo masterpiece is about forest ecosystem which is pictured by some connected living things and it is always been interesting for me in all perspective. In 2019, the Indonesian forest area is 94,1 million hectares or 50.1% of total land area and Indonesia has become one of the lungs of the earth. So, I hope my photo can give some inspiration to all about the importance to develop and maintain forest preservation.”

Chairil:
“Forest is an area of life for all types of living things, all life starts from the forest. My personal feelings about forests today are very worried, especially in Indonesia because the number of forests is decreasing very fast. We used to be rich in forests, now we are starting a crisis over forest land. Hopefully this t will be resolved quickly. But apart from that, I am very grateful to be in the areas that still have many forests which can be immortalized through photography work. One of which is the forest on Mount Gede Pangrango which has a lake we call it Situ Gunung. This lake really provides an extraordinary view when we are here in the morning. So I made the picture of it. With this photo I can show how beautiful the natural atmosphere is here.”

Both Ismail and Chairil have same passion toward photography and have concern about our forest. Their passions are the reason why now we can see these photos. Congratulations and thank you to both winners for such amazing photos and achievements for Indonesia!

Kontes Foto IFCC 2020: Menjelajahi Keindahan Hutan Indonesia Secara Virtual Melalui Lensa

Hutan adalah sumber daya alam yang sangat penting yang harus kita jaga keberadaannya agar makhluk hidup di dalam dan sekitar hutan dapat terus menghirup udara segar dan bersih. Tidak hanya udara yang segar dan bersih, hutan juga menghasilkan berbagai bahan yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya. Selain memiliki beragam manfaat di dalamnya, hutan juga memiliki keindahan yang luar biasa. Menikmati keindahan hutan dengan menjelajahinya secara langsung memang sangat menarik dan menyenangkan, namun karena tahun 2020 ini dunia sedang dilanda pandemi global COVID-19, maka penjelajahan keindahan hutan dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Ya, untuk sementara ini kita menikmati keindahan hutan secara virtual, yaitu dengan melihat hasil karya para fotografer melalui hasil tangkapan lensa mereka.

Di tahun 2020 ini, PEFC menyelenggarakan PEFC Photo Contest yang ke-4. Tak ketinggalan, IFCC juga turut berpartisipasi dengan menyelenggarakannya secara nasional, yang dikenal dengan IFCC Photo Contest 2020. “Forest Through Lens with IFCC” adalah tema IFCC Photo Contest tahun 2020. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kontes foto ini dimulai pada Hari Bumi Sedunia, tanggal 22 April dan ditutup pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, tanggal 5 Juni. Kontes foto IFCC ini diadakan dalam rangka mengenalkan keindahan hutan Indonesia dan membangun perhatian serta kepedulian masyarakat yang lebih tinggi lagi terhadap hutan dan segala isinya. Tahun ini IFCC menerima sebanyak 1.517 foto dimana jumlah tersebut lebih banyak daripada jumlah foto yang diterima pada tahun sebelumnya. Banyak sekali fotografer yang berhasil menangkap keindahan hutan Indonesia dengan sangat apik!

Dari barat ke timur, dari Sumatera ke Papua, bukanlah hal yang mustahil lagi bagi kita semua dapat melihat indahnya hutan di Indonesia. Terima kasih kepada seluruh kontestan yang telah mengikuti kontes foto ini dengan bersedia memperlihatkan karya fotonya kepada publik sehingga kita semua dapat menikmati keindahan tersebut tanpa harus keluar rumah.

Setelah melalui penilaian ketat dan proses yang panjang, akhirnya para juri berhasil memilih 5 foto terbaik sebagai pemenang kontes foto IFCC 2020. Di bawah ini adalah hasil karya dari para pemenang beserta profil mereka masing-masing!

Para Pemenang

1_resize.jpg

Foto Juara ke-1: Keindahan Pantai Walakiri

Foto ini diambil oleh Ismail Abd. Muttalib, pemenang ke-1 IFCC Photo Contest 2020. Ia mengabadikan keindahan pohon bakau yang berlokasi di pantai Walakiri, Nusa Tenggara Timur. Menurut Ismail, pohon- pohon bakau yang tumbuh di pantai ini memiliki keunikan karena pertumbuhan ranting bakau yang tidak lurus cenderung meliuk-meliuk, seperti pohon yang sedang menari. Pohon yang disebut sebagai pohon menari ini akan terlihat ketika air laut sedang surut.

Ismail sudah menggeluti bidang fotografi selama 5 tahun. Ia juga pernah meraih beberapa prestasi fotografi, di antaranya Juara I Lomba Aerial Foto Competition (2017), Juara III Lomba Foto Hari Habitat Dunia (2017), dan Juara Lomba Foto Warna Warni Indonesia (2018). Ismail mengikuti IFCC Photo Contest 2020 untuk menambah pengalamannya di bidang fotografi agar bisa berkarya lebih banyak di dunia fotografi, dan menjadi juara di kontes internasional. Ia juga berharap agar hasil karyanya dapat memberikan inspirasi bagi semua orang tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan.

2_resize.jpg

Foto Juara ke-2: Keindahan Hutan Tropis Waerebo

“Waerebo adalah desa kecil yang terletak sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut, di mana udara benar-benar dingin dan desa dikelilingi oleh pegunungan yang indah dan hutan lebat Todo. Hutan tropis ini kaya akan tumbuhan, di mana Anda akan menemukan anggrek, pakis dan mendengar kicau dari berbagai jenis burung.” Begitulah ungkapan Sofyan Efendi, mendeskripsikan foto yang ia ambil di desa Waerebo, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Sofyan telah menjadi fotografer selama 20 tahun. Dengan mengikuti kontes foto ini, Sofyan ingin memperlihatkan keindahan alam termasuk hutan di Indonesia beserta keanekaragaman hayati di dalamnya kepada publik. Sofyan aktif mengikuti perkembangan IFCC melalui keikutsertaannya di kontes foto IFCC ini sejak tahun 2018. Nasib baik sedang menerpanya dalam dua tahun terakhir karena pada Kontes Foto IFCC 2019, Sofyan terpilih sebagai pemenang ke-1 dan tahun ini Sofyan berhasil menjadi 5 besar kembali dengan meraih juara ke- 2 pada Kontes Foto IFCC 2020.

3_resize.jpg

Foto Juara ke-3: Air Terjun Kedung Kayang

Kedung Kayang Waterfall yang berlokasi di Taman Nasional Gunung Merapi (Desa Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah) ini diabadikan oleh Ady Agustian, pemenang ke-3 IFCC Photo Contest 2020. Ady menyampaikan bahwa pemanfaatan air terjun Kedung Kayang sebagai tempat wisata telah mendapatkan izin dari pihak Perhutani setempat dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar lokasi air terjun. Namun demikian, masyarakat setempat tetap berkewajiban untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam yang ada.

Keindahan air terjun Kedung Kayang bisa dinikmati dari sisi atas air terjun maupun dari bawah air terjun. Ady menyampaikan bahwa untuk menikmati keindahan air terjun tersebut, memerlukan perjalanan sekitar 30 menit dengan jalur menyusuri cekungan sungai Pabelan yang cukup menantang sehingga sebaiknya tidak dilakukan saat musim penghujan karena berbahaya.

Ady telah menjadi fotografer selama 17 tahun. Ia memulai kegiatan fotografi yang memang menjadi hobinya ini sejak tahun 2003. Salah satu tujuan Ady mengikuti kontes foto ini adalah untuk menyalurkan hobi fotografinya. Ia juga berharap kontes seperti ini tetap dipertahankan untuk mengajak masyarakat menumbuhkan rasa cinta kepada alam.4_resize.jpg

Foto Juara ke-4: Kegiatan Pagi Hari

Foto ini diambil oleh Chairil, pemenang ke-4 IFCC Photo Contest 2020. Chairil telah menjadi fotografer selama 11 tahun. Ia sangat bersyukur tinggal di daerah yang masih memiliki banyak hutan yang bisa diabadikan dalam foto. Salah satunya adalah hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat, yang memiliki danau yang disebut Situ Gunung. Danau ini memberikan pemandangan yang luar biasa di pagi hari, seperti pada foto yang ia ambil.

Keindahan alam Situ Gunung ini sudah dikenal sampai mancanegara. Beberapa wisatawan asing khususnya fotografer terkadang bisa dijumpai di tempat tersebut dimana mereka ikut mengabadikan keindahan suasana pagi hari di Situ Gunung. Menurut Chairil, jika ingin mengabadikan keindahan alam di Situ Gunung sebaiknya datang saat pagi hari di antara jam 06:00 hingga 09:00 WIB. Suasana yang harmonis antar alam dengan kegiatan warga yang sedang mencari ikan di lokasi ini amat indah untuk diabadikan.

Dengan mengikuti foto kontes ini, Chairil merasa sangat senang karena dapat menyampaikan keindahan alam Indonesia melalu foto yang ia bidik. Ia berharap kontes foto ini dapat menjadi jalan bagi PEFC maupun IFCC untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta terhadap hutan kepada masyarakat.

5_resize.jpg

Foto Juara ke-5: Bakau Menari Walakiri

Foto yang menunjukkan keindahan pohon bakau menari di Walakiri di tengah indahnya matahari terbenam ini berhasil membawa Giri Wijayanto menjadi pemenang ke-5 IFCC Photo Contest 2020. Pohon-pohon bakau di Pantai Walakiri, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur merupakan flora endemi Pulau Sumba. Bentuknya yang unik menyerupai siluet orang menari membuat masyarakat setempat menyebutnya “Bakau Menari”.

Melalui kontes foto ini Giri ingin menyebarkan informasi tentang keindahan lingkungan alam di Indonesia agar masyarakat awam lebih mengenalinya lalu mencintai dan menjaganya.

Fotografi telah menjadi hobinya selama 8 tahun terakhir. Tujuan Giri sangat antusias mengikuti foto kontes ini karena hal tersebut memacu dirinya untuk mengeksplorasi keindahan alam Indonesia lebih banyak dan lebih luas lagi.

Fashions change, Forests stay

Fashion follows the seasonal cycle of nature, at the same time, its environmental impact is well known. As climate change and other environmental issues worsen globally, the industry is looking to replace its conventional materials with sustainable alternatives. Forests are part of the solution.

Natural and renewable forest fibres have a huge potential to make the fashion industry more sustainable. But the origin of these fibres is critical and must be proven. This is where PEFC and sustainable forest management comes in, protecting our forests and the people that depend on them, while providing us with the materials needed to create our clothes.

Video credits:
Paper Artist - www.sampierpoint.com
Photographer and Animator - www.mikefoyle.com/photo

Forests' contribution to our planet

Our forests are amazing. They help mitigate climate change, maintain water quality and stabilize soil, provide food and livelihoods to millions of people and are home to an extraordinary amount of biodiversity. Forest products meanwhile, provide us with a carbon-neutral alternative to fossil fuels – from construction to clothing. But we need to manage our forests sustainably. 

Download our white paper to read how sustainable forest management can help the fashion industry reduce its carbon footprint.

The PEFC solution

PEFC sustainable forest management certification provides assurances that forests are managed in line with challenging international requirements, safeguarding them and protecting their diverse functions. It requires certified forest owners to manage their forests in a way that maintains or enhances the ecological, social, cultural, and economic values of the forest. 

PEFC chain of custody certification then provides the link, tracking forest-based products from these forests to the final product, monitoring each step of the supply chain through independent third- party auditing. It also covers minimum requirements on health, safety and labour issues. 

By sourcing PEFC-certified materials, you not only have assurance of their sustainable origin, but you also contribute to the sustainable management of the world’s forests. Building trust in forest products supports sustainable livelihoods, helps to build responsible value chains, and increases the value of forests. In turn, increasing their value helps to keep forests standing, preventing them from being cleared for alternative, unsustainable land uses.

Why you should procure certified material

There are numerous benefits of ensuring that you procure PEFC-certified material, for both your business and the planet. 

It gives you the assurance that your procurement of forest fibres doesn’t contribute to deforestation or forest degradation, as well as helping you to meet climate targets. In addition, maintaining forests and creating sustainable forest value chains is critical for achieving the UN Sustainable Development Goals.

Ethical consumption is on the rise, as market research has repeatedly shown over the past years. Being able to demonstrate your commitment to sustainability is therefore a clear market advantage. Sourcing PEFC-certified material proves your social and environmental responsibility to the public and your customers.

PEFC-certified material is widely available. 75% of the world's certified forests are under PEFC certification – around 320 million hectares. Using PEFC-certified material therefore enables you to secure your supply of responsibly sourced material and increase your business resilience. 

Over 20,000 companies worldwide, including major fibre suppliers, hold PEFC chain of custody certification, ensuring there is a wide variety of PEFC-certified products and materials available on the market.

Procuring PEFC-certified material also means increased efficiency and flexibility through a consistent and stable supply chain, as well as enhanced measuring and reporting of volume of certified forest materials in the supply chain.

The PEFC Collaboration Roadmap – five steps by 2025

Fashion brands and retailers have a huge opportunity to help champion and support the sustainable management of the world’s forests, bringing benefits to you, our forests and the world. We invite you to join us and work together to make the most of this opportunity.

To help, we have created a five-step road map to a sustainable forest management policy. This roadmap can also be easily connected and complimented by your other viscose-related polices on chemicals or water use. 

  1. Engage with PEFC to learn more about how sustainably managed forests store carbon, protect biodiversity, support rural communities and support the fashion industry.
  2. Develop a responsible sourcing policy for wood-based fibres and other wood-based materials – from clothing to packaging and point of sale.
  3. Map your supply chain and collaborate to implement procedures that trace wood-based products back to origin to ensure they are sustainable.
  4. Increase your sourcing of wood-based products from sustainably managed forests and recycled sources and set ambitious targets to achieve 100% sourcing from certified sustainably managed forests.
  5. Collaborate with PEFC and our global network of 750,000 forest owners, from the large to the small, to meet your environmental goals through projects that protect and restore forests.

Join PEFC!

The time to increase your positive impact is now. Together we can make a difference for the future of the fashion industry, our forests and our world.Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.?subject=Five-steps%20by%202025">

Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. and work together to promote sustainable management of the world’s forests.

Documentation

Source: https://pefc.org/what-we-do/our-collective-impact/our-campaigns/fashions-change-forests-stay

 

Standar Lacak Balak (Chain of Custody – CoC) dan Trademarks PEFC 2020

Standar CoC PEFC (PEFC ST 2002:2013) dan Aturan Penggunaan Logo PEFC (PEFC ST 2001:2008) telah direvisi menjadi Standar CoC PEFC (PEFC ST 2002:2020) dan PEFC Trademarks Rules (PEFC ST 2001:2020). Apa saja yang harus dilakukan oleh industri tersertifikasi CoC PEFC/IFCC untuk pindah ke PEFC ST 2002:2020 dan PEFC ST 2001:2020?

Tanggal yang perlu dicatat adalah 14 Februari 2022. Hingga tanggal tersebut, audit (baik tahunan maupun resertifikasi) dapat terus dilakukan sesuai standar 2013. Namun, audit berikutnya setelah tanggal ini harus sesuai dengan persyaratan dalam standar 2020. Tanggal 13 Februari 2022 adalah tanggal terakhir industri dapat diaudit berdasarkan standar CoC PEFC 2013. Untuk mendapatkan sertifikasi terhadap standar versi 2020, industri perlu menyesuaikan sistem dan prosedur manajemen lacak balak dengan persyaratan yang direvisi.

Ringkasan perubahan utama terdapat pada dokumen berikut:

https://cdn.pefc.org/pefc.org/media/2020-02/aaae8a0f-0975-48f9-9ef2-c0b41f9aff3f/9fe878bd-f381-5951-b6ed-b2204ccc2cb0.pdf

Setelah prosedur manajemen industri sejalan dengan persyaratan tahun 2020, industri harus menghubungi lembaga sertifikasi (LS) yang mengaudit industri (atau memilih LS baru) dan memberi tahu mereka bahwa audit berikutnya harus sesuai dengan standar CoC PEFC 2020.

Setelah industri berhasil lulus audit, LS akan memberikan sertifikat CoC PEFC/IFCC. Industri kemudian akan dihubungi oleh IFCC untuk menandatangani kontrak penggunaan merek dagang PEFC (PEFC Trademarks – saat ini disebut logo/label PEFC). Jika industri sudah menandatangani kontrak penggunaan logo PEFC dan IFCC sebelumnya, industri hanya akan diminta untuk menandatangani amandemen atas kontrak yang sudah ada. Nomor lisensi logo PEFC yang sebelumnya sudah industri peroleh tidak akan berubah.

Tidak seperti standar sebelumnya, industri sekarang wajib menandatangani kontrak penggunaan merek dagang, meskipun industri tidak berencana menggunakan merek dagang PEFC. Kami tetap sangat berharap semua industri tersertifikasi PEFC/IFCC dapat menggunakan merek dagang PEFC/IFCC pada setiap produk tersertifikasi yang diproduksi oleh industri tersebut.

Setelah kontrak penggunaan merek dagang ditandatangani oleh kedua belah pihak (Direktur dari industri tersertifikasi PEFC/IFCC dan IFCC), industri dapat meminta akses ke PEFC Label Generator yang baru, untuk mulai memproduksi merek dagang PEFC yang sejalan dengan standar Merek Dagang PEFC 2020 (PEFC Trademarks Rules – PEFC ST 2001:2020).

 

Menggunakan Merek Dagang PEFC

Standar CoC dan Merek Dagang PEFC versi 2020 dapat dilihat pada dokumen terlampir. Kedua dokumen tersebut saling berkaitan satu sama lain, sehingga apabila industri masih tersertifikasi berdasarkan standar CoC 2013, industri harus terus menggunakan merek dagang PEFC sesuai dengan Aturan Penggunaan Logo PEFC 2008.

Setelah industri disertifikasi berdasarkan standar CoC 2020, industri harus menggunakan merek dagang PEFC yang sejalan dengan standar Merek Dagang PEFC 2020.

Kesimpulannya, apabila saat ini industri masih disertifikasi terhadap standar CoC 2013, industri tetap memiliki akses ke versi PEFC Label Generator yang berlaku saat ini (LG V1). Penggunaan logo / label dengan LG V1 Ini memastikan industri membuat label PEFC sesuai dengan persyaratan grafik yang benar.

Setelah industri disertifikasi berdasarkan standar CoC 2020, dan telah menandatangani kontrak penggunaan merek dagang baru (atau menandatangani amandemen kontrak saat ini), industri dapat meminta akses ke versi PEFC Label Generator baru (LG V2). LG V2 akan menghasilkan label PEFC sesuai dengan persyaratan grafik pada standar Merek Dagang PEFC 2020.

Jika industri masih memiliki produk yang diproduksi saat disertifikasi berdasarkan standar CoC 2013, industri dapat menjual produk yang menggunakan merek dagang PEFC menurut Aturan Penggunaan Logo PEFC 2008 yang tersisa.

Ringkasan perubahan utama atas standar PEFC Trademarks terdapat pada dokumen di bawah ini:

https://cdn.pefc.org/pefc.org/media/2020-02/7c414b9b-43ab-4b07-9d83-ed3aa384303b/6443f822-2c03-58ce-a0ae-9e4867c07127.pdf

Informasi mengenai penggunaan merek dagang PEFC juga dapat diakses melalui link berikut: https://pefc.org/for-business/supply-chain-companies/use-the-pefc-label

 

Memilih lembaga sertifikasi

Agar LS dapat memberikan layanan sertifikasi sesuai standar CoC 2020, mereka perlu menjalani pelatihan dan menyesuaikan prosedur mereka, dan mendapatkan akreditasi terhadap versi 2020. Untuk sebagian besar LS, proses ini akan berlangsung sepanjang tahun 2020.

Jika industri memutuskan untuk segera pindah ke standar CoC 2020, mohon memastikan bahwa LS yang dipilih dapat memberikan sertifikasi terhadap versi standar ini.

 

Sumber: https://pefc.org/for-business/supply-chain-companies/moving-to-the-latest-standards

Menerbitkan akreditasi yang diakui PEFC

Sebagai Lembaga Akreditasi, Anda memiliki peran penting dalam memastikan independensi dan kinerja Lembaga Sertifikasi yang menerbitkan sertifikat PEFC.

Anda mungkin diminta Lembaga Sertifikasi untuk memberikan akreditasi terhadap standar pengelolaan hutan yang diakui oleh PEFC dan/atau standar lacak balak PEFC. Memiliki program akreditasi PEFC memungkinkan Anda untuk memberikan layanan kepada Lembaga Sertifikasi yang ingin melaksanakan sertifikasi PEFC di negara Anda.

Kami hanya menerima akreditasi dari Lembaga Akreditasi yang merupakan anggota International Accreditation Forum (IAF), atau salah satu grup akreditasi regional seperti Europian Co-operation for Accreditation (EA) dari Pacific Accrediatation Cooperation (PAC).

Kemudian, kami memiliki persyaratan tambahan khusus, bergantung pada jenis sertifikasi yang disediakan akreditasi.

Untuk sertifikasi pengelolaan hutan, sistem sertifikasi hutan nasional yang diakui PEFC akan mencakup persyaratan kinerja berdasarkan Technical Document Annex 6. Termasuk, misalnya ketersediaan ringkasan laporan audit untuk publik dan konsultasi pemangku kepentingan dalam proses sertifikasi.

Untuk sertifikasi lacak balak, lembaga sertfikasi harus mematuhi standar PEFC ST 2003. Selain itu, lembaga akreditasi harus menjadi penandatangan Multilateral Recognition Agreement/MLA untuk sertifikasi produk. Standar PEFC ST 2003 memberikan seluruh rincian teknis untuk akreditasi.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya..

 

Persyaratan Pelatihan

Karena Anda menilai kinerja Lembaga Sertifikasi yang menerbitkan sertifikat PEFC, penting untuk tim penilai memiliki keahlian yang memadai mengenai sistem PEFC dan standar lacak balak PEFC. Serta sama pentingnya seperti auditor untuk selalu mengikuti perkembangan ekspektasi, klarifikasi, dan interpretasi kami terhadap standar.

Banyak lembaga akreditasi telah memecahkan masalah ini dengan menggunakan pakar teknis eksternal dengan pengetahuan yang terbukti mengenai standar PEFC. Lainnya, memastikan bahwa personel mereka menerima pelatihan yang memadai.

Kami menawarkan opsi berbeda agar personel atau pakar teknis anda terlatih. Opsi pertama, mereka dapat mengikuti kegiatan pelatihan auditor. Opsi kedua, memungkinkan untuk mengirim mereka ke salah satu pelatihan akreditasi khusus yang kami selenggarakan secara berkala.

 

Pelatihan kalibrasi teknis untuk lembaga akreditasi

Pada bulan Januari 2020, kami menerbitkan standar internasional yang telah direvisi untuk Lacak Balak PEFC (ST 2002), Merek Dagang PEFC (ST2001) dan Persyaratan Lembaga Sertifikasi untuk Lacak Balak (ST 2003). Ketiga standar tersebut mulai berlaku pada 14 Februari 2020, dengan masa transisi 24 bulan.

Untuk mendukung Lembaga Sertifikasi, kami menawarkan pelatihan kalibrasi teknis untuk memperbarui perwakilan Anda terhadap perubahan kunci pada ketiga standar tersebut. Kalibrasi teknis ini bertujuan untuk memberi Anda latar belakang teknis yang dibutuhkan untuk melakukan tugas akreditasi. 

Anda dapat menemukan semua pelatihan yang akan datang untuk Lembaga Akreditasi pada bagian pelatihan di website kami. Pastikan bahwa Anda mendaftar pada buletin kami (di bagian bawah halaman ini) untuk memastikan Anda mendapatkan berita dan tanggal pelatihan terbaru, atau follow kami di Twitter.

Anda juga bisa menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut di : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya..