KAN Operasikan Akreditasi IFCC Sebagai Skema Sertifikasi Kehutanan Voluntary

KAN Operasikan Akreditasi IFCC Sebagai Skema Sertifikasi Kehutanan Voluntary

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Akreditasi Nasional (KAN) resmi mengoperasikan akreditasi IFCC sebagai skema sertifikasi kehutanan voluntary.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal KAN Donny Purnomo dalam rangkaian Pertemuan Teknis Lembaga Penilaian Kesesuaian.

Donny menjelaskan bahwa IFCC merupakan skema sertifikasi kehutanan voluntary pertama yang dioperasikan oleh KAN. IFCC adalah National Governing Body dari skema kehutanan internasional Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC). 

"KAN mengoperasikan beberapa private scheme internasional supaya kebutuhan industri dapat dilayani oleh LS dalam negeri. Bahkan terakhir dengan KLHK, KAN mengoperasikan IFCC karena ternyata LVLK dan LPHPL itu di Eropa sdh bisa masuk, tapi negara lain banyak yang mempersyaratkan IFCC," jelas Donny, Kamis (16/6/2022).

Menurutnya, berdasarkan kesepakatan dengan Sekjen KLHK, per bulan kemarin, KAN membuka IFCC untuk pengelolaan hutan lestari.

Terkait dengan sinergi, salah satunya adalah kesepakatan dengan KLHK untuk mengoperasikan private scheme IFCC, untuk fasilitasi ekspor.

"Sinergi kita jalankan terus untuk melihat kebutuhan kementerian untuk memfasilitasi pengembangan ekspornya dan akan diperluas pada kebutuhan langsung industrinya," tutur Donny. Ketua Bidang Sertifikasi, Akreditasi dan Pelatihan – Badan Pengurus IFCC, Nurcahyo Adi menyampaikan, lembaga-lembaga sertifikasi yang akan melakukan sertifikasi IFCC harus terakreditasi oleh badan akreditasi yang menjadi anggota International Accreditation Forum (IAF). 

KAN adalah anggota IAF, proses menuju diterimanya IFCC sebagai skema sertifikasi kehutanan voluntary yang dapat diakreditasi oleh KAN ini sudah dimulai sejak tahun 2012, lalu sempat terhenti dan dilanjutkan kembali pada tahun 2018.

"Alhamdulilah hari ini adalah hari yang bersejarah bagi IFCC karena KAN telah secara resmi meluncurkan akreditasi IFCC sebagai skema sertifikasi kehutanan voluntary di Indonesia. Lembaga-lembaga sertifikasi di Indonesia dapat segera mengajukan akreditasi IFCC/PEFC baik SFM maupun CoC kepada KAN," urai Nurcahyo.

Sumber: https://m.tribunnews.com/bisnis/2022/06/16/kan-operasikan-akreditasi-ifcc-sebagai-skema-sertifikasi-kehutanan-voluntary

KAN Resmi Operasikan Akreditasi IFCC Sebagai Skema Sertifikasi Kehutanan Voluntary

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah resmi mengoperasikan akreditasi Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC)  sebagai skema sertifikasi kehutanan. IFCC merupakan skema sertifikasi kehutanan voluntary pertama yang dioperasikan oleh KAN. 

Hal tersebut disampaikan oleh KAN dalam rangkaian Pertemuan Teknis Lembaga Penilaian Kesesuaian, yang dilakukan secara luring di Bali dan daring, pada Kamis (6/6/2022).

Sekretaris Jenderal KAN, Donny Purnomo, mengatakan KAN mengoperasikan beberapa private scheme internasional supaya kebutuhan industri dapat dilayani oleh LS dalam negeri. Bahkan terakhir dengan KLHK, KAN mengoperasikan IFCC.

“Karena ternyata LVLK dan LPHPL itu di Eropa sudah bisa masuk, tapi negara lain banyak yang mempersyaratkan IFCC. Jadi berdasarkan kesepakatan dengan Sekjen KLHK, per bulan kemarin  KAN membuka IFCC untuk pengelolaan hutan lestari,” ungkap Donny,  dalam diskusi panel  ber tema 'Peran Akreditasi dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan yang Berkelanjutan’.

Sinergi dengan KLHK, kata dia, salah satunya kesepakatan dengan untuk mengoperasikan private scheme IFCC, untuk fasilitasi ekspor. "Sinergi kita jalankan terus untuk melihat kebutuhan kementerian untuk memfasilitasi pengembangan ekspornya dan akan diperluas pada kebutuhan langsung industrinya,“ ungkapnya.

Dalam video peluncuran skema akreditasi IFCC, KAN menyebutkan bahwa sebagai perwujudan good forest governance menuju pengelolaan hutan lestari yang telah dibangun melalui skema mandatory SVLK, dengan dioperasikannya IFCC sebagai skema akreditasi kehutanan voluntary,  KAN menilai IFCC dapat mendorong dan meningkatkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia, memperkuat dan mengisi peran SVLK dalam mendorong permintaan pasar global terhadap produk hasil hutan dan turunannya.

Ketua Bidang Sertifikasi, Akreditasi dan Pelatihan – Badan Pengurus IFCC, Nurcahyo Adi mengungkapkan, persyaratan akreditasi skema IFCC untuk lembaga-lembaga sertifikasi yang akan melakukan sertifikasi IFCC adalah harus terakreditasi IFCC oleh badan akreditasi yang menjadi anggota International Accreditation Forum (IAF). KAN adalah anggota IAF.

Proses menuju diterimanya IFCC sebagai skema sertifikasi kehutanan voluntary yang dapat diakreditasi oleh KAN ini sudah dimulai sejak 2012. Setelah sempat terhenti, pada 2018 dilanjutkan kembali.

"Alhamdulilah hari ini adalah hari yang bersejarah bagi IFCC karena KAN telah secara resmi meluncurkan akreditasi IFCC sebagai skema sertifikasi kehutanan voluntary di Indonesia,” ungkapnya. Lembaga-lembaga sertifikasi di Indonesia dapat segera mengajukan akreditasi IFCC/PEFC baik SFM maupun CoC kepada KAN.

Dengan diterimanya IFCC sebagai skema sertifikasi kehutanan voluntary yang dapat diakreditasi oleh KAN, akan membuka kesempatan berusaha lebih luas bagi lembaga-lembaga sertifikasi lokal di Indonesia melalui pengajuan akreditasi skema sertifikasi IFCC/PEFC kepada KAN.  Selain itu, adanya terobosan baru ini maka akan meningkatkan peluang industri kecil dan menengah untuk turut mengakses pasar global melalui sertifikasi IFCC/PEFC.

Sumber: https://www.republika.co.id/berita/rdkgbg318/kan-resmi-operasikan-akreditasi-ifcc-sebagai-skema-sertifikasi-kehutanan-voluntary

Komite Akreditasi Nasional Operasikan IFCC, Pertama di Indonesia

Komite Akreditasi Nasional Operasikan IFCC, Pertama di Indonesia 

Badung, IDN Times – Komite Akreditasi Nasional (KAN) menghadirkan beberapa inovasi baru untuk meningkatkan kapabilitas layanan. Teranyar, KAN meluncurkan Skema Akreditasi Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC).

Hal tersebut diungkap dalam acara Agenda Pertemuan Teknis Lembaga Penilaian Kesesuaian pada Kamis (16/6/2022) di Kabupaten Badung. KAN resmi mengoperasikan IFCC sebagai Skema Akreditasi Kehutanan Voluntary pertama di Indonesia.

1. Pentingnya IFCC sebagai skema akreditasi kehutanan

Komite Akreditasi Nasional Operasikan IFCC, Pertama di Indonesia 

Dalam rilis tertulis yang diterima IDN Times, disebutkan bahwa IFCC merupakan skema sertifikasi kehutanan voluntary pertama yang dioperasikan sebagai skema akreditasi oleh KAN. IFCC adalah National Governing Body dari skema kehutanan internasional Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).

Sekretaris Jenderal KAN, Donny Purnomo, menyampaikan bahwa KAN mengoperasikan beberapa private scheme internasional agar kebutuhan industri dapat dilayani oleh Lembaga Sertifikasi (LS) dalam negeri. Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), KAN mengoperasikan IFCC karena Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) dan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LPHPL) sudah bisa masuk di Eropa. Namun negara lain banyak yang mempersyaratkan IFCC.

Berdasarkan kesepakatan dengan Sekjen KLHK, per Mei 2022, KAN membuka IFCC untuk pengelolaan hutan lestari. Terkait dengan sinergi, terbangun kesepakatan dengan KLHK untuk mengoperasikan private scheme IFCC untuk fasilitasi ekspor.

“Sinergi kami jalankan terus untuk melihat kebutuhan kementerian untuk memfasilitasi pengembangan ekspornya dan akan diperluas pada kebutuhan langsung industrinya,” terangnya.

2. Ada beberapa keuntungan yang bisa dipertimbangkan dengan dioperasikannya IFCC

Komite Akreditasi Nasional Operasikan IFCC, Pertama di Indonesia 

Dalam video peluncuran skema akreditasi IFCC, KAN menyebutkan bahwa sebagai perwujudan good forest governance menuju pengelolaan hutan lestari telah dibangun melalui skema mandatory Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Dengan dioperasikannya IFCC sebagai skema akreditasi kehutanan voluntary, ada beberapa keuntungan yang bisa dipertimbangkan di antaranya:

  • IFCC dapat mendorong dan meningkatkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia
  • IFCC memperkuat dan mengisi peran SVLK dalam mendorong permintaan pasar global terhadap produk hasil hutan dan turunannya
  • Meningkatkan peluang industri kecil dan menengah untuk turut mengakses pasar global melalui sertifikasi IFCC/PEFC

Dengan diterimanya IFCC sebagai skema akreditasi kehutanan voluntary oleh KAN, akan membuka kesempatan berusaha lebih luas bagi lembaga-lembaga sertifikasi lokal di Indonesia melalui pengajuan akreditasi skema sertifikasi IFCC/PEFC kepada KAN. 

3. Proses IFCC sebagai skema akreditasi sempat terhenti

Komite Akreditasi Nasional Operasikan IFCC, Pertama di Indonesia 

Sementara itu, Ketua Bidang Sertifikasi, Akreditasi dan Pelatihan-Badan Pengurus IFCC, Nurcahyo Adi, mengungkapkan persyaratan akreditasi skema IFCC untuk lembaga-lembaga sertifikasi yang akan melakukan sertifikasi IFCC adalah harus terakreditasi IFCC oleh badan akreditasi yang menjadi anggota International Accreditation Forum (IAF). KAN sudah menjadi anggota IAF.

Proses menuju diterimanya IFCC sebagai skema akreditasi kehutanan voluntary oleh KAN sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu. Pada prosesnya sempat terhenti dan dilanjutkan kembali pada tahun 2018.

“Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi IFCC karena KAN telah secara resmi meluncurkan IFCC sebagai skema akreditasi kehutanan voluntary di Indonesia. Lembaga-lembaga sertifikasi di Indonesia dapat segera mengajukan akreditasi IFCC/PEFC baik SFM (Sustainable Forest Management) maupun CoC (Chain of Custody) kepada KAN,” jelas Nurcahyo Adi.

4. Dorong peningkatan pengelolaan hutan lestari di Indonesia

Komite Akreditasi Nasional Operasikan IFCC, Pertama di Indonesia 

Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) adalah suatu organisasi nirlaba yang didirikan pada 9 September 2011 dengan tujuan untuk mendorong dan meningkatkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia. IFCC telah secara resmi menjadi National Governing Body PEFC di Indonesia sejak November 2012. Dan sejak 1 Oktober 2014 skema pengelolaan hutan lestari IFCC resmi memperoleh endorsement dari PEFC Council.

Hingga saat ini, lebih dari 4 juta hektare hutan di Indonesia telah tersertifikasi pengelolaan hutan lestari IFCC/PEFC. Sebanyak 46 perusahaan di Indonesia sudah tersertifikasi lacak balak atau chain of custody PEFC/IFCC.

Sedangkan Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) merupakan organisasi nirlaba yang merupakan aliansi global dari sistem-sistem sertifikasi hutan nasional di berbagai negara. PEFC didirikan tahun 1999 untuk mengedepankan pengelolaan hutan lestari melalui sertifikasi pihak ketiga independen.

Seluas lebih dari 330 juta hektare hutan di dunia telah bersertifikat pengelolaan hutan lestari PEFC. Lebih dari 20 juta perusahaan dari berbagai negara di dunia telah memperoleh sertifikasi chain of custody PEFC.

 

Sumber: https://bali.idntimes.com/news/bali/ayu-afria-ulita-ermalia/komite-akreditasi-nasional-operasikan-ifcc?page=all