IFCC Dorong Pengelolaan Hutan Lestari dan Akses Pasar Global

Ketua Umum IFCC Dradjad Hari Wibowo (kanan) pada Stakeholder Dialogue di Hotel Sheraton, Kuta Bali yang akan berlangsung hingga Jumat (18/11)

 

KUTA- Produk berlabel Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) akan memberi jaminan hutan lestari dan akses pasar global. Hal ini karena IFCC menginisiasi sistem sertifikasi global--Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) yang merupakan sertifikat terbesar di dunia dalam pengelolaan hutan lestari.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum IFCC Dradjad Hari Wibowo pada Stakeholder Dialogue di Hotel Sheraton, Kuta Bali yang akan berlangsung hingga Jumat (18/11). Dalam kegiatan itu juga terpilih Peter Latham sebagai Chairman baru PEFC.

Menurut Dradjad, untuk mendorong pengelolaan hutan lestari, perlu sistem sertifikasi yang memungkinkan para pihak bisa menilai kemajuan dalam pencapaiannya. Sistem itu harus dibangun secara objektif, melalui kerjasama dan kebersamaan, serta tidak melibatkan kampanye negatif dan berbagai bentuk pemaksaan dan tekanan dari satu pihak ke pihak lain.

“Karena itu, sertifikat IFCC yang diterbitkan secara independen sejak tahun 2011 terus disempurnakan dengan melibatkan stakeholder yang mempunyai komitmen tinggi dalam pengelolaan hutan yang lestari untuk menjamin fungsi ekologi dan sosial hutan dapat tetap tetap terjaga,” kata Dradjad.

Produk Berlogo PEFC atau IFCC Tembus US$ 10 milliar

Kegiatan PEFC Forest Certification Week atau Stakeholder Dialogue yang dihadiri oleh para pengurus, anggota dari 43 negara dan 26 Internasioanal Stakeholder Members serta Stakeholders PEFC seluruh Dunia yang dilaksanakan di Kuta, Badung, Rabu,(16/11).

Kegiatan PEFC Forest Certification Week atau Stakeholder Dialogue yang dihadiri oleh para pengurus, anggota dari 43 negara dan 26 Internasioanal Stakeholder Members serta Stakeholders PEFC seluruh Dunia yang dilaksanakan di Kuta, Badung, Rabu,(16/11).

MANGUPURA-Fajar Bali | IFCC (Indonesia Forestry Certification Cooperration) adalah National Governing Body (NGB) dari Programme for the Endrosement of Certification (PEFC) di Indonesia. Didirikan 9 September 2011 yang pada Agustus 2016 telah memiliki 52 orang anggota. Untuk saat ini, IFCC telah memberikan sertifikat kepada 1,2 hektar kawasan dan 24 industri pemegang sertifikat lacak balak (Chain of Custody-CoC) di Indonesia.

Jika dilihat sampai saat ini juga, telah ada beberapa produk mencantumkan loga PEFC Indonesia. Serta ada juga beberapa usaha di Indonesia, juga telah memperoleh sertifikat PEFC. "Sampai saat ini total eksport produk-produk tersebut (telah berlogo PEFC atau IFCC) mencapai lebih dari US$ 10 milliar pada 2015. Dan sertifikat PEFC, telah diakui dan diterima oleh beberapa korporasi multi nasional," ujar Kepala Jajaran Direksi atau Chief Executive Officer (CEO) PEFC International, Ben Gunneberg, Rabu (16/11) di sela kegiatan PEFC Forest Certification Week atau Stakeholder Dialogue di Kuta, Badung.

Dijelaskan, untuk PEFC sendiri merupakan, sekema hutan terbesar di dunia. Yang per 30 Juni 2016, telah menerbitkan sertifikat pengelolaan hutan lestari kepada 300 juta hektar kawasan di seluruh dunia. "Di seluruh hektar kawasan di seluruh dunia, saat ini telah diterbitkan sertifikat pengelolaan hutan lestari," ucapnya.

Gunneberg menambahkan, dengan logo PEFC atau IFCC tersebut produk kertas, bubur kertas, funitur, dan produk olehan kayu lainnya. Terutamanya yang eksportnya terancam oleh boikot lingkungan hidup, kini akan dapat diterima oleh pasar dunia. M-004

Sumber berita: fajarbali.com

Sertifikasi Hutan IFCC Buka Akses Pasar Global

ilustrasi

 

INDOPOS.CO.ID – Produk berlabel Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) akan memberi jaminan hutan lestari dan akses pasar global. Ini karena IFCC menginisiasi sistem sertifikasi global–Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) yang merupakan sertifikat terbesar di dunia dalam pengelolaan hutan lestari.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum IFCC Dradjad Hari Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/11/2016). Dradjad mengatakan, untuk mendorong pengelolaan hutan lestari, perlu sistem sertifikasi yang memungkinkan para pihak bisa menilai kemajuan dalam pencapaiannya. Sistem itu harus dibangun secara objektif, melalui kerjasama dan kebersamaan, serta tidak melibatkan kampanye negatif dan berbagai bentuk pemaksaan dan tekanan dari satu pihak ke pihak lain.

“Karena itu, sertifikat IFCC yang diterbitkan secara independen sejak tahun 2011 terus disempurnakan dengan melibatkan stakeholder yang mempunyai komitmen tinggi dalam pengelolaan hutan yang lestari untuk menjamin fungsi ekologi dan sosial hutan dapat tetap tetap terjaga,” kata Dradjad.

Dradjad mengatakan, masyarakat terutama di negara maju sangat peduli dengan produk-produk ramah lingkungan. Dukungan sertifikat IFCC/PEFC bagi produk kehutanan dan turunannya seperti kertas atau pulp menjadi sangat penting agar bisa diterima tanpa prasangka.

IFCC Develops Community Forest Certification, Eyes Downstream Products

From left to right, Ben Gunneberg, chief executive and secretary general of PEFC, PEFC chairman Peter Latham, PEFC vice-chairman Sheam Satkuru Ganzella and IFCC chairman Dradjad WIbowo at a press conference in Kuta, Bali. (Photo courtesy of IFCC)

From left to right, Ben Gunneberg, chief executive and secretary general of PEFC, PEFC chairman Peter Latham, PEFC vice-chairman Sheam Satkuru Ganzella and IFCC chairman Dradjad WIbowo at a press conference in Kuta, Bali. (Photo courtesy of IFCC)

Kuta, Bali. Indonesian Forestry Certification Cooperation, or IFCC, a national governing body of the world's largest forest certification system — the Program for the Endorsement of Forest Certification or PEFC, is developing a new community forest certification scheme to improve certification rate for sustainable forestry practices in the country.

Product certification from IFCC and PEFC is voluntary but will help companies that manufacture, process, trade or sell timber or timber-based products gain access to the global market, as it guarantees that the products are responsibly sourced and traceable.

The certification scheme has 46 national governing bodies around the world.

Currently, more than 300 million hectares of forests are certified to PEFC's internationally recognized sustainability benchmarks, supplying more than 18,000 chain-of-custody-certified companies globally with responsibly sourced timber and timber-based products.

IFCC Dorong Pengelolaan Hutan Lestari

Jakarta – Produk berlabel Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) akan memberi jaminan hutan lestari dan akses pasar global ujar Ketua Umum IFCC Dradjad Hari Wibowo. Hal itu, menurut Dradjad di Bali, Rabu (16/11), karena IFCC menginisiasi sistem sertifikasi global–Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) yang merupakan sertifikat terbesar di dunia dalam pengelolaan hutan lestari.

Di hadapan Stakeholder Dialogue yang juga dihadiri Sekretaris Jendral PEFC Ben Gunnerberg itu dia mengatakan, untuk mendorong pengelolaan hutan lestari, perlu sistem sertifikasi yang memungkinkan para pihak bisa menilai kemajuan dalam pencapaiannya.

Sistem itu, tambahnya, harus dibangun secara objektif, melalui kerjasama dan kebersamaan, serta tidak melibatkan kampanye negatif dan berbagai bentuk pemaksaan dan tekanan dari satu pihak ke pihak lain.

“Karena itu, sertifikat IFCC yang diterbitkan secara independen sejak tahun 2011 terus disempurnakan dengan melibatkan stakeholder yang mempunyai komitmen tinggi dalam pengelolaan hutan yang lestari untuk menjamin fungsi ekologi dan sosial hutan dapat tetap tetap terjaga,” kata Dradjad.