KEHUTANAN IFFC: Ekspor produk kehutanan bisa naik US$ 1,5 M

Juni 16

JAKARTA.  Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFFC) menyatakan, Indonesia berpotensi menaikkan ekspor produk kehutanan US$ 1 miliar-US$ 1,5 miliar dari saat ini yang sekitar US$ 5 miliar sehingga menjadi US$ 6-6,5 miliar per tahun.

ChairmanIFCC Dradjad H Wibowo mengatakan, saat ini sekitar 44% dari ekspor produk kehutanan Indonesia disumbang dari produk bubur kayu dan kertas. "Dengan disertifikasinya produk tersebut dengan skema PEFC tentu akan berkontribusi positif pada peningkatan ekspor," katanya dalam penganugerahan sertifikat Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) kepada perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia.

Menurut Dradjad, permintaan produk bersertifikat secara global juga terus meningkat, terutama di Asia dan Australia, selain yang secara tradisional telah menuntut sejak lama yaitu Eropa dan Amerika Utara. Dia berharap dengan sertifikat PEFC/IFCC pengelolaan hutan lestari di Indonesia bisa tercapai dan permintaan pasar terpenuhi.

"Ekspor hasil hutan bisa meningkat, lapangan kerja terbuka, dan secara keseluruhan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Sementara itu APRIL group, salah satu perusahaan yang menerima sertifikat tersebut, menyatakan optimistis mampu membuka pasar baru dan menyumbang devisa ekspor lebih besar bagi negara.

Managing DirectorAPRIL Indonesia Operation Tony Wenas menyatakan saat ini APRIL grup mengekspor produknya ke 75 negara. "Dengan kebijakan pengelolaan hutan lestari dan investasi baru untuk hilirisasi produk kertas, kami optimis bisa memperluas negara tujuan ekspor menjadi 85 negara," katanya usai menerima sertifikat PEFC.

Pemerintah Dukung Sertifikasi Hutan Lestari

Senin, 08 Juni 2015 | 15:33

Juni 17

Ilustrasi hutan. (greentravelers.wordpress.com.)

Jakarta - Pemerintah RI mendukung sepenuhnya keberadaan lembaga independen untuk melaksanakan sertifikasi pembangunan berkelanjutan di bidang kehutanan. Salah satunya melalui Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC).

Hal itu disampaikan Chairman IFCC, Dradjad H.Wibowo, Senin (8/6), di Jakarta. Menurut Dradjad, komunikasi antara pihaknya dengan Pemerintah RI terkait sertifikasi Hutan Lestari sudah dilaksanakan sejak bertahun-tahun lalu. Semua pihak sepakat sama-sama memiliki perhatian untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan di sektor kehutanan yang berarti sama-sama mengingkan kelestarian hutan berlanjut.

"Komunikasi dengan menteri sudah jalan. Kalau dengan Menteri Kehutanan sebelumnya, Bang Zulkifli Hasan, tentu saja terjadi. Dukungan politik dan komitmen Pemerintah jelas ada, bahkan sangat kuat. Kalau menteri yang sekarang, Bu Siti Nurbaya, kami sudah berjanji akan ketemu suatu saat," jelas Dradjad.

Asia Pulp & Paper Milik Taipan Eka Tjipta Kantongi Sertifikasi IFCC

Sukirno  Senin, 08/06/2015 20:39 WIB

Juni 4

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) sedang mendengar penjelasan dari Direktur Asia Pulp & Paper (APP) Suhendra Wiriadinata (kanan) dan Direktur Sinar Mas Forestry Agus Wahyudi tentang pemanfaatan limbah kertas menjadi produk kreatif saat meninjau stand pameran Indonesia Climate Change Expo 2015 di JCC, Jakarta belum lama ini.

Bisnis.com, JAKARTA--Asia Pulp & Paper, perusahaan Grup Sinarmas milik taipan Eka Tjipta Widjaja mengantongi penghargaan dari sertifikasi Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) untuk lebih dari 300.000 hektare konsesi pemasok kayu.

IFCC Bidik Sertifikasi 1 Juta Ha per Tahun

Oleh :Wiyanto| Senin, 8 Juni 2015 | 11:55 WIB

    Juni 3

INILAHCOM,Jakarta-Indonesian Forestry Certification Corporation (IFCC) akan membidik sertifikasi 1 juta ha lahan hutan yang akan dikelola menjadi bahan baku industri.

Sertifikasi ini bersifat global, independen dan berbasis di Jenewa.


Chaiman IFCC Drajat H Wibowo mengatakan, dengan terbitnya sertifikasi, pengelolaan hutan akan terwujud secara lestasi. "Permintaan internasional atas produk-produk hasil hutan yang mensyaratkan pengelolaan hutan lestari dapat terpenuhi sehingga ekspor hasil hutan dapat meningkat, lapangan kerja terbuka dan ekonomi tumbuh," katanya di Jakarta, Senin (9/5/2015).