Dua Perusahaan Kertas di Indonesia Mendapat Sertifikat PEFC

Selasa, 09 Juni 2015, 06:00 WIB

ik7

Industri pulp dan kertas (ilustasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan kertas dan bubur kertas Asia Pacific Resource International Limited (APRIL) serta Asia Pulp & Paper Group (APP) mendapat sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari PEFC/IFCC. Penyerahan skema pengesahan sertifikasi hutan ini baru pertama kali di Indonesia.

SertifikatProgramme for the Endorsement of Forest Certification(PEFC) atauIndonesian Forestry Certification Cooperation(IFCC) akan diberikan kepada lima perusahaan dari Grup APRIL dan dua dari APP. Terdapat hutan sekitar 306 ribu hektar dari APP, lalu 304 ribu hektar dari APP.

Maka lebih dari 600 ribu hektar area hutan tanaman industri Indonesia mendapat sertifikasi. "Dengan terbitnya sertifikat pengelolaan hutan lestar IFCC ini, pengelolaan hutan lestari di Indonesia khususnya, dapat tercapai dan permintaan pasar internasional atas produk hasil hutan yang mensyaratkan pengelolaan hutan lestari juga dapat terpenuhi sehingga hasil hutan meningkat dan lapangan kerja makin terbuka," jelas Ketua IFCC Drajad H Wibowo, kepada wartawan, di Jakarta, Senin, (8/6).

CEO PEFC: Komitmen APRIL Kelola Hutan Secara Bertanggung Jawab Harus Jadi Contoh bagi Perusahaan Lainnya

Selasa, 09 Juni 2015 07:36 WIB

Penulis: Hasan Basril

ik4

Managing Director RAPP Tony Wenas (kedua dari kanan) didampingi President of APRIL Praveen Singhavy menerima sertifikat Pengelolaan Hutan Berkelanjutan yang pertama di Indonesia dari CEO/Secretary General of PEFC Ben Gunneberg disaksikan Chairman IFCC Dradjad H Wibowo (kedua dari kanan) dan Dewi Suryati K - Direktur AJA Indonesia, Lembaga Assesor yang berpusat di Italia.

JAKARTA, GORIAU.COM- APRIL Group berhasil meraih sertifikat PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification/pengelolaan hutan berkelanjutan). Sertifikat tersebut diserahkan CEO dan Sekretaris Jenderal PEFC Ben Gunneberg kepada Managing Director APRIL Indonesia Tony Wenas, di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Dalam sambutannya, Ben Gunneberg memuji APRIL yang telah melakukan pengelolaan hutan berkelanjutan dan bertanggung jawab, sehingga menjadi perusahaan pertama di Indonesia menerima sertifikat PEFC. Ben berharap komitmen APRIL menjadi contoh bagi perusahaan lainnya di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara.

APRIL, APP Get Forest Certification from PEFC

By Muhamad Al Azharion 05:34 pm Jun 08, 2015

CategoryBusiness,Front Page,Sustainability

Tags:Asia Pacific Resources International,Asia Pulp & Paper,Indonesian Forest Certification Co-Operation,Programme for the Endorsement of Forest Certification

 Juni 14

Global environmental non-government organizations have recently welcomed the changing stance of major Indonesian companies to sustainability. (JG Photo/Afriadi Hikmal)

Jakarta.Two major pulp and paper companies in Indonesia — Asia Pacific Resources International, or APRIL, and Asia Pulp & Paper, or APP — have received sustainable forest management certification from the world’s leading forest certification system. This achievement helps both companies to tap into new markets and better convince customers of the sustainability of their operations.

The two companies received the nod from the Program for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), which accounts for two thirds of the total forests that are certified under globally certified schemes. The certification ensures international consumers that the wood-related products they buy are sourced from plantations that have been independently verified as sustainably managed in accordance to PEFC’s sustainability benchmarks.

“Most of the forest certification to date has occurred in Europe and North America. The addition of Indonesia to the 36 national forest certification systems means that more and more area in Asia can be certified from now on,” Ben Gunneberg, the CEO and secretary general of the Geneva-based PEFC, said in a statement on Monday.

KEHUTANAN IFFC: Ekspor produk kehutanan bisa naik US$ 1,5 M

Juni 16

JAKARTA.  Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFFC) menyatakan, Indonesia berpotensi menaikkan ekspor produk kehutanan US$ 1 miliar-US$ 1,5 miliar dari saat ini yang sekitar US$ 5 miliar sehingga menjadi US$ 6-6,5 miliar per tahun.

ChairmanIFCC Dradjad H Wibowo mengatakan, saat ini sekitar 44% dari ekspor produk kehutanan Indonesia disumbang dari produk bubur kayu dan kertas. "Dengan disertifikasinya produk tersebut dengan skema PEFC tentu akan berkontribusi positif pada peningkatan ekspor," katanya dalam penganugerahan sertifikat Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) kepada perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia.

Menurut Dradjad, permintaan produk bersertifikat secara global juga terus meningkat, terutama di Asia dan Australia, selain yang secara tradisional telah menuntut sejak lama yaitu Eropa dan Amerika Utara. Dia berharap dengan sertifikat PEFC/IFCC pengelolaan hutan lestari di Indonesia bisa tercapai dan permintaan pasar terpenuhi.

"Ekspor hasil hutan bisa meningkat, lapangan kerja terbuka, dan secara keseluruhan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Sementara itu APRIL group, salah satu perusahaan yang menerima sertifikat tersebut, menyatakan optimistis mampu membuka pasar baru dan menyumbang devisa ekspor lebih besar bagi negara.

Managing DirectorAPRIL Indonesia Operation Tony Wenas menyatakan saat ini APRIL grup mengekspor produknya ke 75 negara. "Dengan kebijakan pengelolaan hutan lestari dan investasi baru untuk hilirisasi produk kertas, kami optimis bisa memperluas negara tujuan ekspor menjadi 85 negara," katanya usai menerima sertifikat PEFC.

Pemerintah Dukung Sertifikasi Hutan Lestari

Senin, 08 Juni 2015 | 15:33

Juni 17

Ilustrasi hutan. (greentravelers.wordpress.com.)

Jakarta - Pemerintah RI mendukung sepenuhnya keberadaan lembaga independen untuk melaksanakan sertifikasi pembangunan berkelanjutan di bidang kehutanan. Salah satunya melalui Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC).

Hal itu disampaikan Chairman IFCC, Dradjad H.Wibowo, Senin (8/6), di Jakarta. Menurut Dradjad, komunikasi antara pihaknya dengan Pemerintah RI terkait sertifikasi Hutan Lestari sudah dilaksanakan sejak bertahun-tahun lalu. Semua pihak sepakat sama-sama memiliki perhatian untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan di sektor kehutanan yang berarti sama-sama mengingkan kelestarian hutan berlanjut.

"Komunikasi dengan menteri sudah jalan. Kalau dengan Menteri Kehutanan sebelumnya, Bang Zulkifli Hasan, tentu saja terjadi. Dukungan politik dan komitmen Pemerintah jelas ada, bahkan sangat kuat. Kalau menteri yang sekarang, Bu Siti Nurbaya, kami sudah berjanji akan ketemu suatu saat," jelas Dradjad.